Pria bernama Edward Belden punya dua ketertarikan sejak kecil, yaitu
sepeda dan es krim. Beldenpun punya gagasan menarik menyatukan keduanya.
Ia berhasil mengolah eskrim dengan alat yang digerakkan dari tenaga
kayuhan sepeda.
Kreatif betul ide Edward Belden. Ketertarikannya kepada es krim memicunya membuka toko es krim organik dan menggunakan bahan-bahan alami. Cara membuatnyapun ramah lingkungan. Tanpa tenaga listrik, es krimnya diolah dengan memanfaatkan dari tenaga saat mengayuh sepeda. Wah, bikin es krim sambil berolahraga!
Pengunjung kedai es krim Peddlers Creamery di Los Angeles selalu disuguhkan dengan pemandangan menarik. Meski kedainya sederhana, namun proses pengolahan es krimnya seru dilihat. Tampak laki-laki yang sedang mengayuh sepeda yang diberi standar khusus agar sepedanya tetap diam di tempat. Kalau penasaran, pengunjungpun boleh mencoba mengayuh sepeda.
Cara kerjanya praktis. Untuk membekukan 18 liter es krim, diperlukan kayuhan sepeda yang setara dengan jarak 4 hingga 6 kilometer bersepeda. Hasilnya, es krim ini bisa siap dinikmati dalam 15 menit saja. Sebelum mendirikan toko, Belden menjual es krimnya dengan cara berkeliling menggunakan sepeda yang sama.
Pria yang juga bekerja di sebuah lembaga non-profit ini memang berkeinginan membuat usaha yang ramah lingkungan. "Bersepeda adalah sesuatu yang saya suka dari kecil. Dan sejak SMA, saya sangat menyukai es krim. Saya mencoba untuk menemukan bagaimana menyatukan keduanya bersamaan," ungkap Belden, seperti dikutip dari situs The Atlantic Cities.
Belden mendirikan kedai restorannya di kawasan Historic Core Neighborhood yang asri dan tak banyak polusi. Tokonya didirikan dengan mengikuti standar LEED (Leadership in Energy and Environmental Design), dengan sekat ruang yang menggunakan bahan daur ulang. "Kami berusaha membuat pembeli pulang dengan rasa senang, puas, serta tak meninggalkan jejak karbon di bumi," tulis situs Peddlers Creamery.
Es krim yang dijual juga beragam. Dari jenis es krim cokelat, vanilla, caramel, juga mangga dengan pilihan dairy atau non-dairy, juga sorbet melon, strawberry, ataupun raspberry yang segar. Untuk satu skop besar, harganya sekitar Rp 97.000, dan 5% dari keuntungan akan disumbangkan pada badan sosial dan lingkungan.
Kreatif betul ide Edward Belden. Ketertarikannya kepada es krim memicunya membuka toko es krim organik dan menggunakan bahan-bahan alami. Cara membuatnyapun ramah lingkungan. Tanpa tenaga listrik, es krimnya diolah dengan memanfaatkan dari tenaga saat mengayuh sepeda. Wah, bikin es krim sambil berolahraga!
Pengunjung kedai es krim Peddlers Creamery di Los Angeles selalu disuguhkan dengan pemandangan menarik. Meski kedainya sederhana, namun proses pengolahan es krimnya seru dilihat. Tampak laki-laki yang sedang mengayuh sepeda yang diberi standar khusus agar sepedanya tetap diam di tempat. Kalau penasaran, pengunjungpun boleh mencoba mengayuh sepeda.
Cara kerjanya praktis. Untuk membekukan 18 liter es krim, diperlukan kayuhan sepeda yang setara dengan jarak 4 hingga 6 kilometer bersepeda. Hasilnya, es krim ini bisa siap dinikmati dalam 15 menit saja. Sebelum mendirikan toko, Belden menjual es krimnya dengan cara berkeliling menggunakan sepeda yang sama.
Pria yang juga bekerja di sebuah lembaga non-profit ini memang berkeinginan membuat usaha yang ramah lingkungan. "Bersepeda adalah sesuatu yang saya suka dari kecil. Dan sejak SMA, saya sangat menyukai es krim. Saya mencoba untuk menemukan bagaimana menyatukan keduanya bersamaan," ungkap Belden, seperti dikutip dari situs The Atlantic Cities.
Belden mendirikan kedai restorannya di kawasan Historic Core Neighborhood yang asri dan tak banyak polusi. Tokonya didirikan dengan mengikuti standar LEED (Leadership in Energy and Environmental Design), dengan sekat ruang yang menggunakan bahan daur ulang. "Kami berusaha membuat pembeli pulang dengan rasa senang, puas, serta tak meninggalkan jejak karbon di bumi," tulis situs Peddlers Creamery.
Es krim yang dijual juga beragam. Dari jenis es krim cokelat, vanilla, caramel, juga mangga dengan pilihan dairy atau non-dairy, juga sorbet melon, strawberry, ataupun raspberry yang segar. Untuk satu skop besar, harganya sekitar Rp 97.000, dan 5% dari keuntungan akan disumbangkan pada badan sosial dan lingkungan.
No comments:
Post a Comment